««•»»
Surah An Naba' 5
ثُمَّ كَلّا سَيَعلَمونَ
««•»»
tsumma kallaa saya'lamuuna
««•»»
Kemudian sekali-kali tidak; kelak mereka mengetahui.
««•»»
Again, no indeed! They will soon know!
««•»»
Orang-orang Musyrik Quraisy ketika berkumpul dalam gedung pertemuan mereka yang berada di dekat Baitullah, sering membicarakan keadaan Nabi Muhammad SAW. dan Kitab Alquran yang dibawanya. Mereka sering bertanya satu sama lain. "Apakah Muhammad itu seorang tukang sihir atau penyair atau seorang dukun tukang tenung yang terkena pengaruh buruk oleh berhala-hala mereka?". Dan mereka bertanya-tanya pula tentang Alquran, "Apakah dia itu sihir atau syair atau mantera-mantera saja?". Dan masing-masing mengemukakan pendapatnya yang sesuai dengan hawa nafsunya, sedangkan Nabi Muhammad SAW. sendiri dengan sikap yang tenang menyampaikan seruannya berdasarkan ayat-ayat Alquran yang memberi sinar penerangan kepada manusia pada jalan kebenaran.
Selain itu mereka sering bercakap-cakap tentang hari berbangkit sehingga sering menimbulkan perdebatan, sebab di antara mereka ada yang mengingkarinya dan beranggapan bahwa setelah mati habislah urusan mereka.
Mereka berpendapat bahwa, manusia itu lahir ke dunia setelah itu ia mati dan ditelan bumi karena tidak ada yang membinasakan mereka kecuali masa atau waktu saja. Dan ada pula di antara mereka yang berpendapat bahwa, yang dibangkitkan itu hanya arwah mereka saja dan bukan jasad mereka yang telah habis dimakan bumi. Dan ada pula di antara mereka yang menjumpai salah seorang sahabat Nabi dan menanyakan tentang hal itu dengan sikap mencemoohkan.
Maka berhubungan dengan sikap mereka yang demikian itulah diturunkan surah ini, untuk menolak keingkaran mereka dan untuk menegakkan argumen yang nyata bahwa Allah Taala benar-benar Maha Kuasa membangkitkan mereka kembali setelah mati; walaupun mereka telah jadi tanah, telah dimakan binatang buas, atau telah ditelan oleh ikan di laut, atau telah terbakar oleh api dan dihamburkan oleh angin, atau oleh yang lain-lain.
Dalam ayat ini Allah SWT mencela perselisihan orang-orang musyrik Quraisy mengenai hari berbangkit sebagai berikut: "Tentang apakah orang-orang musyrik di kalangan penduduk Mekah itu saling bertanya-tanya?".
Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas bahwa beliau berkata, "orang-orang Quraisy ketika turun Alquran sering bertanya-tanya satu sama lain. Di antara mereka ada yang membenarkan dan di antara mereka ada pula yang mendustakan. Maka turunlah ayat ini".
Allah menjawab pertanyaan mereka itu dengan firman-Nya. Yang dimaksud dengan berita yang sangat besar dalam ayat ini ialah berita tentang Hari Kiamat. Disebut berita yang sangat besar karena Hari Kiamat itu amat besar huru-haranya dan menjadi pembicaraan yang luas di kalangan orang-orang Quraisy. Di antara mereka ada yang berkata bahwa kejadian Kiamat itu mustahil,
sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah.
إن هي إلا حياتنا الدنيا نموت ونحيا وما نحن بمبعوثين
Kehidupan itu tidak lain hanyalah kehidupan kita di dunia ini, kita mati dan kita hidup dan sekali-kali tidak akan dibangkitkan lagi.
(QS. Al Mu'minuun [23]:37)
Dan ada pula yang meragukan sebagaimana tercantum dalam firman Allah:
ما ندري ما الساعة إن نظن إلا ظنا وما نحن بمستيقنين
Kami tidak tahu apakah Hari Kiamat itu. Kami sekali-kali tidak lain hanyalah menduga-duga saja dan kami sekali-kali tidak meyakini(nya).
(QS. Al Jathiyah [45]:32)
Adapun hikmah Ilahi menyampaikan persoalan ini dalam bentuk pertanyaan dan jawaban adalah agar lebih mendekatkan kepada pengertian dan penjelasan,
seperti tercantum dalam firman Allah:لمن الملك اليوم لله الواحد القهار
"Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini?" Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan.
(QS. Al Mu'minuun [23]:16)
Kemudian Allah menjawab pertanyaan mereka dengan ada ancaman:
"Sekali-kali tidak. Jauh sekali dari kebenaran apa yang mereka anggap itu. Nanti mereka akan mengetahui. di waktu mereka menyaksikan keadaan yang sebenarnya pada Hari Kiamat yang mereka selalu mengingkarinya".
Sebaliknya mereka jangan memperolok-olokan karena mereka kelak pasti akan mengetahui keadaan yang sebenarnya, dan bahwa apa-apa yang mereka ragukan itu pasti akan mereka alami. Allah menguatkan firman-Nya itu dengan tekanan, sekali lagi.
Kemudian Allah menguatkan lagi bahwa; kelak mereka akan mengetahui keadaan Hari Kiamat yang sebenarnya.
Kemudian Allah menerangkan kekuasaan-Nya yang Maha Agung dan tanda-tanda rahmat-Nya yang sering dilupakan oleh mereka itu. Padahal tanda-tanda itu nampak jelas di hadapan matanya. Allah mengemukakan sembilan perkara yang oleh mereka dapat disaksikan oleh mata sebagai bukti-bukti yang menunjukkan kekuasaan-Nya, seperti tersebut pada ayat-ayat berikut, yaitu ayat 6 sampai dengan 14.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
(Kemudian sekali-kali tidak; kelak mereka mengetahui) ayat ini merupakan pengukuh dari ayat sebelumnya; dan pada ayat ini dipakai kata Tsumma untuk memberikan pengertian, bahwa ancaman yang kedua lebih keras dan lebih berat daripada ancaman yang dikandung pada ayat sebelumnya. Selanjutnya Allah swt. memberikan isyarat yang menunjukkan tentang kekuasaan-Nya untuk membangkitkan makhluk semuanya; untuk itu Dia berfirman:
««•»»
Again, no indeed! They will come to know! ([reiterated] for emphasis; thumma is added here to declare that the second threat of chastisement is more severe than the first). God, exalted be He, then alludes to His power to resurrect, saying:
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 4]•[AYAT 6]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
5of40
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=78&tAyahNo=5&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#78:5
Surah An Naba' 5
ثُمَّ كَلّا سَيَعلَمونَ
««•»»
tsumma kallaa saya'lamuuna
««•»»
Kemudian sekali-kali tidak; kelak mereka mengetahui.
««•»»
Again, no indeed! They will soon know!
««•»»
Orang-orang Musyrik Quraisy ketika berkumpul dalam gedung pertemuan mereka yang berada di dekat Baitullah, sering membicarakan keadaan Nabi Muhammad SAW. dan Kitab Alquran yang dibawanya. Mereka sering bertanya satu sama lain. "Apakah Muhammad itu seorang tukang sihir atau penyair atau seorang dukun tukang tenung yang terkena pengaruh buruk oleh berhala-hala mereka?". Dan mereka bertanya-tanya pula tentang Alquran, "Apakah dia itu sihir atau syair atau mantera-mantera saja?". Dan masing-masing mengemukakan pendapatnya yang sesuai dengan hawa nafsunya, sedangkan Nabi Muhammad SAW. sendiri dengan sikap yang tenang menyampaikan seruannya berdasarkan ayat-ayat Alquran yang memberi sinar penerangan kepada manusia pada jalan kebenaran.
Selain itu mereka sering bercakap-cakap tentang hari berbangkit sehingga sering menimbulkan perdebatan, sebab di antara mereka ada yang mengingkarinya dan beranggapan bahwa setelah mati habislah urusan mereka.
Mereka berpendapat bahwa, manusia itu lahir ke dunia setelah itu ia mati dan ditelan bumi karena tidak ada yang membinasakan mereka kecuali masa atau waktu saja. Dan ada pula di antara mereka yang berpendapat bahwa, yang dibangkitkan itu hanya arwah mereka saja dan bukan jasad mereka yang telah habis dimakan bumi. Dan ada pula di antara mereka yang menjumpai salah seorang sahabat Nabi dan menanyakan tentang hal itu dengan sikap mencemoohkan.
Maka berhubungan dengan sikap mereka yang demikian itulah diturunkan surah ini, untuk menolak keingkaran mereka dan untuk menegakkan argumen yang nyata bahwa Allah Taala benar-benar Maha Kuasa membangkitkan mereka kembali setelah mati; walaupun mereka telah jadi tanah, telah dimakan binatang buas, atau telah ditelan oleh ikan di laut, atau telah terbakar oleh api dan dihamburkan oleh angin, atau oleh yang lain-lain.
Dalam ayat ini Allah SWT mencela perselisihan orang-orang musyrik Quraisy mengenai hari berbangkit sebagai berikut: "Tentang apakah orang-orang musyrik di kalangan penduduk Mekah itu saling bertanya-tanya?".
Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas bahwa beliau berkata, "orang-orang Quraisy ketika turun Alquran sering bertanya-tanya satu sama lain. Di antara mereka ada yang membenarkan dan di antara mereka ada pula yang mendustakan. Maka turunlah ayat ini".
Allah menjawab pertanyaan mereka itu dengan firman-Nya. Yang dimaksud dengan berita yang sangat besar dalam ayat ini ialah berita tentang Hari Kiamat. Disebut berita yang sangat besar karena Hari Kiamat itu amat besar huru-haranya dan menjadi pembicaraan yang luas di kalangan orang-orang Quraisy. Di antara mereka ada yang berkata bahwa kejadian Kiamat itu mustahil,
sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah.
إن هي إلا حياتنا الدنيا نموت ونحيا وما نحن بمبعوثين
Kehidupan itu tidak lain hanyalah kehidupan kita di dunia ini, kita mati dan kita hidup dan sekali-kali tidak akan dibangkitkan lagi.
(QS. Al Mu'minuun [23]:37)
Dan ada pula yang meragukan sebagaimana tercantum dalam firman Allah:
ما ندري ما الساعة إن نظن إلا ظنا وما نحن بمستيقنين
Kami tidak tahu apakah Hari Kiamat itu. Kami sekali-kali tidak lain hanyalah menduga-duga saja dan kami sekali-kali tidak meyakini(nya).
(QS. Al Jathiyah [45]:32)
Adapun hikmah Ilahi menyampaikan persoalan ini dalam bentuk pertanyaan dan jawaban adalah agar lebih mendekatkan kepada pengertian dan penjelasan,
seperti tercantum dalam firman Allah:لمن الملك اليوم لله الواحد القهار
"Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini?" Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan.
(QS. Al Mu'minuun [23]:16)
Kemudian Allah menjawab pertanyaan mereka dengan ada ancaman:
"Sekali-kali tidak. Jauh sekali dari kebenaran apa yang mereka anggap itu. Nanti mereka akan mengetahui. di waktu mereka menyaksikan keadaan yang sebenarnya pada Hari Kiamat yang mereka selalu mengingkarinya".
Sebaliknya mereka jangan memperolok-olokan karena mereka kelak pasti akan mengetahui keadaan yang sebenarnya, dan bahwa apa-apa yang mereka ragukan itu pasti akan mereka alami. Allah menguatkan firman-Nya itu dengan tekanan, sekali lagi.
Kemudian Allah menguatkan lagi bahwa; kelak mereka akan mengetahui keadaan Hari Kiamat yang sebenarnya.
Kemudian Allah menerangkan kekuasaan-Nya yang Maha Agung dan tanda-tanda rahmat-Nya yang sering dilupakan oleh mereka itu. Padahal tanda-tanda itu nampak jelas di hadapan matanya. Allah mengemukakan sembilan perkara yang oleh mereka dapat disaksikan oleh mata sebagai bukti-bukti yang menunjukkan kekuasaan-Nya, seperti tersebut pada ayat-ayat berikut, yaitu ayat 6 sampai dengan 14.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
(Kemudian sekali-kali tidak; kelak mereka mengetahui) ayat ini merupakan pengukuh dari ayat sebelumnya; dan pada ayat ini dipakai kata Tsumma untuk memberikan pengertian, bahwa ancaman yang kedua lebih keras dan lebih berat daripada ancaman yang dikandung pada ayat sebelumnya. Selanjutnya Allah swt. memberikan isyarat yang menunjukkan tentang kekuasaan-Nya untuk membangkitkan makhluk semuanya; untuk itu Dia berfirman:
««•»»
Again, no indeed! They will come to know! ([reiterated] for emphasis; thumma is added here to declare that the second threat of chastisement is more severe than the first). God, exalted be He, then alludes to His power to resurrect, saying:
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 4]•[AYAT 6]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
5of40
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=78&tAyahNo=5&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#78:5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar