Rabu, 26 Agustus 2015

[078] An Naba' Ayat 014

««•»»
[078] An Naba' Ayat 014
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 13][AYAT 15]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
14of40
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=78&tAyahNo=14&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#78:14

[078] An Naba' Ayat 013

««•»»
Surah An Naba' 13

وَجَعَلْنَا سِرَاجًا وَهَّاجًا
««•»»
waja'alnaa siraajan wahhaajaan
««•»»
Dan Kami jadikan pelita yang amat terang (matahari),
««•»»
and make [the sun for] a radiant lamp?
««•»»

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan Kami jadikan pelita) yang menerangi (yang amat terang) yang dimaksud adalah matahari.
««•»»
and set a radiant lamp?, namely, the sun,
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 12][AYAT 14]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
13of40
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=78&tAyahNo=13&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#78:13

[078] An Naba' Ayat 012

««•»»
Surah An Naba' 12

وَبَنَيْنَا فَوْقَكُمْ سَبْعًا شِدَادًا
««•»»
wabanaynaa fawqakum sab'an syidaadaan
««•»»
Dan Kami bina di atas kamu tujuh buah (langit) yang kokoh,
««•»»
and build above you the seven mighty heavens?
««•»»

Dan Kami bina di atasmu tujuh lapis langit yang kokoh tanpa bertiang yang tunduk kepada hukum Allah.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan Kami bina di atas kalian tujuh lapis) maksudnya langit yang berlapis tujuh (yang kokoh) lafal Syidaadan adalah bentuk jamak dari lafal Syadidatun, artinya sangat kuat lagi sangat rapi yang tidak terpengaruh oleh berlalunya zaman.
««•»»
and built above you seven mighty ones?, seven heavens (shidād is the plural of shadīda) that is to say, strong and sturdy unaffected by the passage of time,
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 11][AYAT 13]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
12of40
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=78&tAyahNo=12&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#78:12

[078] An Naba' Ayat 011

««•»»
Surah An Naba' 11

وَجَعَلْنَا النَّهَارَ مَعَاشًا
««•»»
waja'alnaa alnnahaara ma'aasyaan
««•»»
Dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan,
««•»»
and make the day for livelihood?
««•»»

Dan Kami jadikan siang untuk berusaha dan mencari rezeki yang diperlukan dalam kehidupan dan untuk hidup bermasyarakat.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan) yaitu waktu untuk mencari penghidupan.
««•»»
and made the day for livelihood?, a time for seeking livelihood,
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 10][AYAT 12]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
11of40
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=78&tAyahNo=11&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#78:11

[078] An Naba' Ayat 010

««•»»
Surah An Naba' 10

وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ لِبَاسًا
««•»»
waja'alnaa allayla libaasaan
««•»»
Dan Kami jadikan malam sebagai pakaian {1547},
{1547} Malam itu disebut sebagai pakaian karena malam itu gelap menutupi jagat sebagai pakaian menutupi tubuh manusia.
««•»»
and make the night a covering?
««•»»

Dan Kami jadikan malam sebagai pakaian. Maksudnya malam itu gelap menutupi permukaan bumi sebagaimana pakaian menutup tubuh manusia. Hal itu berarti bahwa malam itu berfungsi sebagai pakaian bagi manusia yang dapat menutupi aurat manusia di waktu tidur dari pandangan orang-orang yang mungkin melihatnya. Demikian pula sebagai pakaian, maka gelap malam itu dapat melindungi dan menyembunyikan seseorang yang tidur dari bahaya atau musuh yang sedang mengancam.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan Kami jadikan malam sebagai pakaian) sebagai penutup karena kegelapannya.
««•»»
and made the night a cloak?, to cover you with its darkness,
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 9][AYAT 11]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
10of40
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=78&tAyahNo=10&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#78:10

[078] An Naba' Ayat 009

««•»»
Surah An Naba' 9

وَجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتًا
««•»»
waja'alnaa nawmakum subaataan
««•»»
Dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat,
««•»»
and make your sleep for rest?
««•»»

Dan Kami jadikan tidurmu pada malam hari untuk beristirahat dari kesibukan pekerjaan pada siang hari, agar menghasilkan berbagai-bagai mata pencaharian, supaya dengan istirahat waktu tidur itu, kamu dapat mengembalikan daya dan kekuatan untuk melangsungkan pekerjaanmu pada keesokan harinya. Seandainya tidak diselingi oleh istirahat tidur tentu kekuatanmu akan merosot sehingga tidak dapat melangsungkan tugas sehari-hari.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan Kami jadikan tidur kalian untuk istirahat) untuk istirahat bagi tubuh kalian.
««•»»
and made your sleep for rest?, repose for your bodies,
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 8][AYAT 10]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
9of40
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=78&tAyahNo=9&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#78:9

[078] An Naba' Ayat 008

««•»»
Surah An Naba' 8

وَخَلَقْنَاكُمْ أَزْوَاجًا
««•»»
wakhalaqnaakum azwaajaan
««•»»
Dan Kami jadikan kamu berpasang-pasangan,
««•»»
and create you in pairs?[1]
[1] Or ‘as sexes.’
««•»»

Dan Kami jadikan kamu berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan, agar timbul kecintaan dan kesayangan di antara suami istri untuk menempuh hidup bahagia dan memelihara keturunan yang baik, mempertahankan kelangsungan jenis manusia sehingga tidak punah.

Aat ini seperti yang tercantum dalam firman Allah:

ومن أياته أن خلق لكم من أنفسكم أزواجا لتسكنوا إليها وجعل بينكم مودة ورحمة
Artinya:
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.
(QS. Ar Ruum [30]:21)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan Kami jadikan kalian berpasang-pasangan) yaitu terdiri dari jenis laki-laki dan perempuan.
««•»»
And created you in pairs?, males and females,
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 7][AYAT 9]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
8of40
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=78&tAyahNo=8&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#78:8

[078] An Naba' Ayat 007

««•»»
Surah An Naba' 7

وَالْجِبَالَ أَوْتَادًا
««•»»
waaljibaala awtaadaan
««•»»
Dan gunung-gunung sebagai pasak?
««•»»
and the mountains stakes?
««•»»

Dan Kami jadikan gunung-gunung sebagai pasak untuk mengolah bumi, sehingga tidak bergoyang karena dengan guncangan-guncangan yang berada di bawahnya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan gunung-gunung sebagai pasak) yang menstabilkan bumi, sebagaimana halnya kemah yang berdiri dengan mantapnya berkat patok-patok yang menyangganya. Istifham atau kata tanya di sini mengandung makna Taqrir atau menetapkan.
««•»»
and the mountains pegs?, with which the earth is tied down like tents are tied down with pegs (the interrogative is meant as an affirmative).
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 6][AYAT 8]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
7of40
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=78&tAyahNo=7&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#78:7

[078] An Naba' Ayat 006

««•»»
Surah An Naba' 6

أَلَمْ نَجْعَلِ الْأَرْضَ مِهَادًا
««•»»
alam naj'ali al-ardha mihaadaan
««•»»
Dukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?
««•»»
Did We not make the earth a resting place?
««•»»

Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan yang mudah didiami oleh manusia dan binatang ternak.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan) yakni terhampar bagaikan permadani.
««•»»
Have We not made the earth a cradle, a bed, like a cradle,
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 5][AYAT 7]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
6of40
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=78&tAyahNo=6&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#78:6

[078] An Naba' Ayat 005

««•»»
Surah An Naba' 5

ثُمَّ كَلّا سَيَعلَمونَ
««•»»
tsumma kallaa saya'lamuuna
««•»»
Kemudian sekali-kali tidak; kelak mereka mengetahui.
««•»»
Again, no indeed! They will soon know!
««•»»

Orang-orang Musyrik Quraisy ketika berkumpul dalam gedung pertemuan mereka yang berada di dekat Baitullah, sering membicarakan keadaan Nabi Muhammad SAW. dan Kitab Alquran yang dibawanya. Mereka sering bertanya satu sama lain. "Apakah Muhammad itu seorang tukang sihir atau penyair atau seorang dukun tukang tenung yang terkena pengaruh buruk oleh berhala-hala mereka?". Dan mereka bertanya-tanya pula tentang Alquran, "Apakah dia itu sihir atau syair atau mantera-mantera saja?". Dan masing-masing mengemukakan pendapatnya yang sesuai dengan hawa nafsunya, sedangkan Nabi Muhammad SAW. sendiri dengan sikap yang tenang menyampaikan seruannya berdasarkan ayat-ayat Alquran yang memberi sinar penerangan kepada manusia pada jalan kebenaran.

Selain itu mereka sering bercakap-cakap tentang hari berbangkit sehingga sering menimbulkan perdebatan, sebab di antara mereka ada yang mengingkarinya dan beranggapan bahwa setelah mati habislah urusan mereka.

Mereka berpendapat bahwa, manusia itu lahir ke dunia setelah itu ia mati dan ditelan bumi karena tidak ada yang membinasakan mereka kecuali masa atau waktu saja. Dan ada pula di antara mereka yang berpendapat bahwa, yang dibangkitkan itu hanya arwah mereka saja dan bukan jasad mereka yang telah habis dimakan bumi. Dan ada pula di antara mereka yang menjumpai salah seorang sahabat Nabi dan menanyakan tentang hal itu dengan sikap mencemoohkan.

Maka berhubungan dengan sikap mereka yang demikian itulah diturunkan surah ini, untuk menolak keingkaran mereka dan untuk menegakkan argumen yang nyata bahwa Allah Taala benar-benar Maha Kuasa membangkitkan mereka kembali setelah mati; walaupun mereka telah jadi tanah, telah dimakan binatang buas, atau telah ditelan oleh ikan di laut, atau telah terbakar oleh api dan dihamburkan oleh angin, atau oleh yang lain-lain.

Dalam ayat ini Allah SWT mencela perselisihan orang-orang musyrik Quraisy mengenai hari berbangkit sebagai berikut: "Tentang apakah orang-orang musyrik di kalangan penduduk Mekah itu saling bertanya-tanya?".

Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas bahwa beliau berkata, "orang-orang Quraisy ketika turun Alquran sering bertanya-tanya satu sama lain. Di antara mereka ada yang membenarkan dan di antara mereka ada pula yang mendustakan. Maka turunlah ayat ini".

Allah menjawab pertanyaan mereka itu dengan firman-Nya. Yang dimaksud dengan berita yang sangat besar dalam ayat ini ialah berita tentang Hari Kiamat. Disebut berita yang sangat besar karena Hari Kiamat itu amat besar huru-haranya dan menjadi pembicaraan yang luas di kalangan orang-orang Quraisy. Di antara mereka ada yang berkata bahwa kejadian Kiamat itu mustahil,

sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah.
إن هي إلا حياتنا الدنيا نموت ونحيا وما نحن بمبعوثين
Kehidupan itu tidak lain hanyalah kehidupan kita di dunia ini, kita mati dan kita hidup dan sekali-kali tidak akan dibangkitkan lagi.
(QS. Al Mu'minuun [23]:37)

Dan ada pula yang meragukan sebagaimana tercantum dalam firman Allah:
ما ندري ما الساعة إن نظن إلا ظنا وما نحن بمستيقنين
Kami tidak tahu apakah Hari Kiamat itu. Kami sekali-kali tidak lain hanyalah menduga-duga saja dan kami sekali-kali tidak meyakini(nya).
(QS. Al Jathiyah [45]:32)

Adapun hikmah Ilahi menyampaikan persoalan ini dalam bentuk pertanyaan dan jawaban adalah agar lebih mendekatkan kepada pengertian dan penjelasan,

seperti tercantum dalam firman Allah:
لمن الملك اليوم لله الواحد القهار
"Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini?" Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan.
(QS. Al Mu'minuun [23]:16)

Kemudian Allah menjawab pertanyaan mereka dengan ada ancaman:
"Sekali-kali tidak. Jauh sekali dari kebenaran apa yang mereka anggap itu. Nanti mereka akan mengetahui. di waktu mereka menyaksikan keadaan yang sebenarnya pada Hari Kiamat yang mereka selalu mengingkarinya".

Sebaliknya mereka jangan memperolok-olokan karena mereka kelak pasti akan mengetahui keadaan yang sebenarnya, dan bahwa apa-apa yang mereka ragukan itu pasti akan mereka alami. Allah menguatkan firman-Nya itu dengan tekanan, sekali lagi.

Kemudian Allah menguatkan lagi bahwa; kelak mereka akan mengetahui keadaan Hari Kiamat yang sebenarnya.

Kemudian Allah menerangkan kekuasaan-Nya yang Maha Agung dan tanda-tanda rahmat-Nya yang sering dilupakan oleh mereka itu. Padahal tanda-tanda itu nampak jelas di hadapan matanya. Allah mengemukakan sembilan perkara yang oleh mereka dapat disaksikan oleh mata sebagai bukti-bukti yang menunjukkan kekuasaan-Nya, seperti tersebut pada ayat-ayat berikut, yaitu ayat 6 sampai dengan 14.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»


(Kemudian sekali-kali tidak; kelak mereka mengetahui) ayat ini merupakan pengukuh dari ayat sebelumnya; dan pada ayat ini dipakai kata Tsumma untuk memberikan pengertian, bahwa ancaman yang kedua lebih keras dan lebih berat daripada ancaman yang dikandung pada ayat sebelumnya. Selanjutnya Allah swt. memberikan isyarat yang menunjukkan tentang kekuasaan-Nya untuk membangkitkan makhluk semuanya; untuk itu Dia berfirman:
««•»»
Again, no indeed! They will come to know! ([reiterated] for emphasis; thumma is added here to declare that the second threat of chastisement is more severe than the first). God, exalted be He, then alludes to His power to resurrect, saying:
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 4][AYAT 6]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
5of40
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=78&tAyahNo=5&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#78:5

[078] An Naba' Ayat 004

««•»»
Surah An Naba' 4

كَلّا سَيَعلَمونَ
««•»»
kallaa saya'lamuuna
««•»»
Sekali-kali tidak {1546}; kelak mereka akan mengetahui,
{1546} Ini adalah sanggahan terhadap Pendapat orang-orang kafir Mekah yang mengingkari hari berbangkit dan hari kiamat.
««•»»
No indeed! They will soon know!
««•»»

Orang-orang Musyrik Quraisy ketika berkumpul dalam gedung pertemuan mereka yang berada di dekat Baitullah, sering membicarakan keadaan Nabi Muhammad SAW. dan Kitab Alquran yang dibawanya. Mereka sering bertanya satu sama lain. "Apakah Muhammad itu seorang tukang sihir atau penyair atau seorang dukun tukang tenung yang terkena pengaruh buruk oleh berhala-hala mereka?". Dan mereka bertanya-tanya pula tentang Alquran, "Apakah dia itu sihir atau syair atau mantera-mantera saja?". Dan masing-masing mengemukakan pendapatnya yang sesuai dengan hawa nafsunya, sedangkan Nabi Muhammad SAW. sendiri dengan sikap yang tenang menyampaikan seruannya berdasarkan ayat-ayat Alquran yang memberi sinar penerangan kepada manusia pada jalan kebenaran.

Selain itu mereka sering bercakap-cakap tentang hari berbangkit sehingga sering menimbulkan perdebatan, sebab di antara mereka ada yang mengingkarinya dan beranggapan bahwa setelah mati habislah urusan mereka.

Mereka berpendapat bahwa, manusia itu lahir ke dunia setelah itu ia mati dan ditelan bumi karena tidak ada yang membinasakan mereka kecuali masa atau waktu saja. Dan ada pula di antara mereka yang berpendapat bahwa, yang dibangkitkan itu hanya arwah mereka saja dan bukan jasad mereka yang telah habis dimakan bumi. Dan ada pula di antara mereka yang menjumpai salah seorang sahabat Nabi dan menanyakan tentang hal itu dengan sikap mencemoohkan.

Maka berhubungan dengan sikap mereka yang demikian itulah diturunkan surah ini, untuk menolak keingkaran mereka dan untuk menegakkan argumen yang nyata bahwa Allah Taala benar-benar Maha Kuasa membangkitkan mereka kembali setelah mati; walaupun mereka telah jadi tanah, telah dimakan binatang buas, atau telah ditelan oleh ikan di laut, atau telah terbakar oleh api dan dihamburkan oleh angin, atau oleh yang lain-lain.

Dalam ayat ini Allah SWT mencela perselisihan orang-orang musyrik Quraisy mengenai hari berbangkit sebagai berikut: "Tentang apakah orang-orang musyrik di kalangan penduduk Mekah itu saling bertanya-tanya?".

Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas bahwa beliau berkata, "orang-orang Quraisy ketika turun Alquran sering bertanya-tanya satu sama lain. Di antara mereka ada yang membenarkan dan di antara mereka ada pula yang mendustakan. Maka turunlah ayat ini".

Allah menjawab pertanyaan mereka itu dengan firman-Nya. Yang dimaksud dengan berita yang sangat besar dalam ayat ini ialah berita tentang Hari Kiamat. Disebut berita yang sangat besar karena Hari Kiamat itu amat besar huru-haranya dan menjadi pembicaraan yang luas di kalangan orang-orang Quraisy. Di antara mereka ada yang berkata bahwa kejadian Kiamat itu mustahil,

sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah.
إن هي إلا حياتنا الدنيا نموت ونحيا وما نحن بمبعوثين
Kehidupan itu tidak lain hanyalah kehidupan kita di dunia ini, kita mati dan kita hidup dan sekali-kali tidak akan dibangkitkan lagi.
(QS. Al Mu'minuun [23]:37)

Dan ada pula yang meragukan sebagaimana tercantum dalam firman Allah:
ما ندري ما الساعة إن نظن إلا ظنا وما نحن بمستيقنين
Kami tidak tahu apakah Hari Kiamat itu. Kami sekali-kali tidak lain hanyalah menduga-duga saja dan kami sekali-kali tidak meyakini(nya).
(QS. Al Jathiyah [45]:32)

Adapun hikmah Ilahi menyampaikan persoalan ini dalam bentuk pertanyaan dan jawaban adalah agar lebih mendekatkan kepada pengertian dan penjelasan,

seperti tercantum dalam firman Allah:
لمن الملك اليوم لله الواحد القهار
"Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini?" Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan.
(QS. Al Mu'minuun [23]:16)

Kemudian Allah menjawab pertanyaan mereka dengan ada ancaman:
"Sekali-kali tidak. Jauh sekali dari kebenaran apa yang mereka anggap itu. Nanti mereka akan mengetahui. di waktu mereka menyaksikan keadaan yang sebenarnya pada Hari Kiamat yang mereka selalu mengingkarinya".

Sebaliknya mereka jangan memperolok-olokan karena mereka kelak pasti akan mengetahui keadaan yang sebenarnya, dan bahwa apa-apa yang mereka ragukan itu pasti akan mereka alami. Allah menguatkan firman-Nya itu dengan tekanan, sekali lagi.

Kemudian Allah menguatkan lagi bahwa; kelak mereka akan mengetahui keadaan Hari Kiamat yang sebenarnya.

Kemudian Allah menerangkan kekuasaan-Nya yang Maha Agung dan tanda-tanda rahmat-Nya yang sering dilupakan oleh mereka itu. Padahal tanda-tanda itu nampak jelas di hadapan matanya. Allah mengemukakan sembilan perkara yang oleh mereka dapat disaksikan oleh mata sebagai bukti-bukti yang menunjukkan kekuasaan-Nya, seperti tersebut pada ayat-ayat berikut, yaitu ayat 6 sampai dengan 14.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»


(Sekali-kali tidak) kata ini merupakan sanggahan yang ditujukan kepada orang-orang kafir tadi (kelak mereka mengetahui) apa yang bakal menimpa mereka sebagai akibat daripada keingkaran mereka kepada Al Quran.
««•»»
No indeed! — a disavowal — they will come to know, what will befall them for their rejection of it.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 3][AYAT 5]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
4of40
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=78&tAyahNo=4&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#78:4

[078] An Naba' Ayat 003

««•»»
Surah An Naba' 3

الَّذي هُم فيهِ مُختَلِفونَ
««•»»
alladzii hum fiihi mukhtalifuuna
««•»»
Yang mereka perselisihkan tentang ini.
««•»»
the one about which they differ?
««•»»

Orang-orang Musyrik Quraisy ketika berkumpul dalam gedung pertemuan mereka yang berada di dekat Baitullah, sering membicarakan keadaan Nabi Muhammad SAW. dan Kitab Alquran yang dibawanya. Mereka sering bertanya satu sama lain. "Apakah Muhammad itu seorang tukang sihir atau penyair atau seorang dukun tukang tenung yang terkena pengaruh buruk oleh berhala-hala mereka?". Dan mereka bertanya-tanya pula tentang Alquran, "Apakah dia itu sihir atau syair atau mantera-mantera saja?". Dan masing-masing mengemukakan pendapatnya yang sesuai dengan hawa nafsunya, sedangkan Nabi Muhammad SAW. sendiri dengan sikap yang tenang menyampaikan seruannya berdasarkan ayat-ayat Alquran yang memberi sinar penerangan kepada manusia pada jalan kebenaran.

Selain itu mereka sering bercakap-cakap tentang hari berbangkit sehingga sering menimbulkan perdebatan, sebab di antara mereka ada yang mengingkarinya dan beranggapan bahwa setelah mati habislah urusan mereka.

Mereka berpendapat bahwa, manusia itu lahir ke dunia setelah itu ia mati dan ditelan bumi karena tidak ada yang membinasakan mereka kecuali masa atau waktu saja. Dan ada pula di antara mereka yang berpendapat bahwa, yang dibangkitkan itu hanya arwah mereka saja dan bukan jasad mereka yang telah habis dimakan bumi. Dan ada pula di antara mereka yang menjumpai salah seorang sahabat Nabi dan menanyakan tentang hal itu dengan sikap mencemoohkan.

Maka berhubungan dengan sikap mereka yang demikian itulah diturunkan surah ini, untuk menolak keingkaran mereka dan untuk menegakkan argumen yang nyata bahwa Allah Taala benar-benar Maha Kuasa membangkitkan mereka kembali setelah mati; walaupun mereka telah jadi tanah, telah dimakan binatang buas, atau telah ditelan oleh ikan di laut, atau telah terbakar oleh api dan dihamburkan oleh angin, atau oleh yang lain-lain.

Dalam ayat ini Allah SWT mencela perselisihan orang-orang musyrik Quraisy mengenai hari berbangkit sebagai berikut: "Tentang apakah orang-orang musyrik di kalangan penduduk Mekah itu saling bertanya-tanya?".

Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas bahwa beliau berkata, "orang-orang Quraisy ketika turun Alquran sering bertanya-tanya satu sama lain. Di antara mereka ada yang membenarkan dan di antara mereka ada pula yang mendustakan. Maka turunlah ayat ini".

Allah menjawab pertanyaan mereka itu dengan firman-Nya. Yang dimaksud dengan berita yang sangat besar dalam ayat ini ialah berita tentang Hari Kiamat. Disebut berita yang sangat besar karena Hari Kiamat itu amat besar huru-haranya dan menjadi pembicaraan yang luas di kalangan orang-orang Quraisy. Di antara mereka ada yang berkata bahwa kejadian Kiamat itu mustahil,

sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah.
إن هي إلا حياتنا الدنيا نموت ونحيا وما نحن بمبعوثين
Kehidupan itu tidak lain hanyalah kehidupan kita di dunia ini, kita mati dan kita hidup dan sekali-kali tidak akan dibangkitkan lagi.
(QS. Al Mu'minuun [23]:37)

Dan ada pula yang meragukan sebagaimana tercantum dalam firman Allah:
ما ندري ما الساعة إن نظن إلا ظنا وما نحن بمستيقنين
Kami tidak tahu apakah Hari Kiamat itu. Kami sekali-kali tidak lain hanyalah menduga-duga saja dan kami sekali-kali tidak meyakini(nya).
(QS. Al Jathiyah [45]:32)

Adapun hikmah Ilahi menyampaikan persoalan ini dalam bentuk pertanyaan dan jawaban adalah agar lebih mendekatkan kepada pengertian dan penjelasan,

seperti tercantum dalam firman Allah:
لمن الملك اليوم لله الواحد القهار
"Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini?" Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan.
(QS. Al Mu'minuun [23]:16)

Kemudian Allah menjawab pertanyaan mereka dengan ada ancaman:
"Sekali-kali tidak. Jauh sekali dari kebenaran apa yang mereka anggap itu. Nanti mereka akan mengetahui. di waktu mereka menyaksikan keadaan yang sebenarnya pada Hari Kiamat yang mereka selalu mengingkarinya".

Sebaliknya mereka jangan memperolok-olokan karena mereka kelak pasti akan mengetahui keadaan yang sebenarnya, dan bahwa apa-apa yang mereka ragukan itu pasti akan mereka alami. Allah menguatkan firman-Nya itu dengan tekanan, sekali lagi.

Kemudian Allah menguatkan lagi bahwa; kelak mereka akan mengetahui keadaan Hari Kiamat yang sebenarnya.

Kemudian Allah menerangkan kekuasaan-Nya yang Maha Agung dan tanda-tanda rahmat-Nya yang sering dilupakan oleh mereka itu. Padahal tanda-tanda itu nampak jelas di hadapan matanya. Allah mengemukakan sembilan perkara yang oleh mereka dapat disaksikan oleh mata sebagai bukti-bukti yang menunjukkan kekuasaan-Nya, seperti tersebut pada ayat-ayat berikut, yaitu ayat 6 sampai dengan 14.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»


(Yang mereka perselisihkan tentang ini) orang-orang yang beriman mempercayainya, sedangkan orang-orang kafir mengingkarinya.
««•»»
concerning which they are at variance, for the believers affirm it, while the disbelievers repudiate it.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 2][AYAT 4]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
3of40
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=78&tAyahNo=3&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#78:3